Proses
Politik Di Indonesia
Sejarah
Sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya bisa dilihat dari
masa-masa berikut ini:
-
Masa prakolonial
-
Masa kolonial (penjajahan)
-
Masa Demokrasi Liberal
-
Masa Demokrasi terpimpin
-
Masa Demokrasi Pancasila
-
Masa Reformasi
Masing-masing
masa tersebut kemudian dianalisis secara sistematis dari aspek :
-
Penyaluran tuntutan
-
Pemeliharaan nilai
-
Kapabilitas
-
Integrasi vertikal
-
Integrasi horizontal
-
Gaya politik
-
Kepemimpinan
-
Partisipasi massa
-
Keterlibatan militer
- Aparat
negara
-
Stabilitas
Bila
diuraikan kembali maka diperoleh analisis sebagai berikut :
1.
Masa prakolonial (Kerajaan
-
Penyaluran tuntutan – rendah dan terpenuhi
-
Pemeliharaan nilai – disesuikan dengan penguasa
-
Kapabilitas – SDA melimpah
-
Integrasi vertikal – atas bawah
-
Integrasi horizontal – nampak hanya sesama penguasa kerajaan
-
Gaya politik – kerajaan
-
Kepemimpinan – raja, pangeran dan keluarga kerajaan
-
Partisipasi massa – sangat rendah
-
Keterlibatan militer – sangat kuat karena berkaitan dengan perang
-
Aparat negara – loyal kepada kerajaan dan raja yang memerintah
-
Stabilitas – stabil dimasa aman dan instabil dimasa perang
2.
Masa kolonial (penjajahan)
-
Penyaluran tuntutan – rendah dan tidak terpenuhi
-
Pemeliharaan nilai – sering terjadi pelanggaran ham
-
Kapabilitas – melimpah tapi dikeruk bagi kepentingan penjajah
-
Integrasi vertikal – atas bawah tidak harmonis
-
Integrasi horizontal – harmonis dengan sesama penjajah atau elit pribumi
-
Gaya politik – penjajahan, politik belah bambu (memecah belah)
-
Kepemimpinan – dari penjajah dan elit pribumi yang diperalat
-
Partisipasi massa – sangat rendah bahkan tidak ada
-
Keterlibatan militer – sangat besar
-
Aparat negara – loyal kepada penjajah
-
Stabilitas – stabil tapi dalam kondisi mudah pecah
3.
Masa Demokrasi Liberal
-
Penyaluran tuntutan – tinggi tapi sistem belum memadani
-
Pemeliharaan nilai – penghargaan HAM tinggi
-
Kapabilitas – baru sebagian yang dipergunakan, kebanyakan masih potensial
- Integrasi
vertikal – dua arah, atas bawah dan bawah atas
-
Integrasi horizontal- disintegrasi, muncul solidarity makers dan administrator
-
Gaya politik – ideologis
-
Kepemimpinan – angkatan sumpah pemuda tahun 1928
-
Partisipasi massa – sangat tinggi, bahkan muncul kudeta
-
Keterlibatan militer – militer dikuasai oleh sipil
-
Aparat negara – loyak kepada kepentingan kelompok atau partai
-
Stabilitas - instabilitas
4.
Masa Demokrasi terpimpin
-
Penyaluran tuntutan – tinggi tapi tidak tersalurkan karena adanya Front nas
-
Pemeliharaan nilai – Penghormatan HAM rendah
-
Kapabilitas – abstrak, distributif dan simbolik, ekonomi tidak maju
-
Integrasi vertikal – atas bawah
-
Integrasi horizontal – berperan solidarity makers,
-
Gaya politik – ideolog, nasakom
-
Kepemimpinan – tokoh kharismatik dan paternalistik
-
Partisipasi massa – dibatasi
-
Keterlibatan militer – militer masuk ke pemerintahan
-
Aparat negara – loyal kepada negara
-
Stabilitas - stabil
5.
Masa Demokrasi Pancasila
-
Penyaluran tuntutan – awalnya seimbang kemudian tidak terpenuhi karena fusi
-
Pemeliharaan nilai – terjadi Pelanggaran HAM tapi ada pengakuan HAM
-
Kapabilitas – sistem terbuka
-
Integrasi vertikal – atas bawah
-
Integrasi horizontal – nampak
-
Gaya politik – intelek, pragmatik, konsep pembangunan
-
Kepemimpinan – teknokrat dan ABRI
-
Partisipasi massa – awalnya bebas terbatas, kemudian lebih banyak dibatasi
-
Keterlibatan militer – merajalela dengan konsep dwifungsi ABRI
-
Aparat negara – loyal kepada pemerintah (Golkar)
-
Stabilitas stabil
6.
Masa Reformasi
-
Penyaluran tuntutan – tinggi dan terpenuh
-Pemeliharaan nilai – Penghormatan HAM tinggi
-
Kapabilitas –disesuaikan dengan Otonomi daerah
-
Integrasi vertikal – dua arah, atas bawah dan bawah atas
-
Integrasi horizontal – nampak, muncul kebebasan (euforia)
-
Gaya politik – pragmatik
-
Kepemimpinan – sipil, purnawiranan, politisi
-
Partisipasi massa – tinggi
-
Keterlibatan militer – dibatasi
-
Aparat negara – harus loyal kepada negara bukan pemerintah
-
Stabilitas – instabil
0 komentar:
Posting Komentar