DEFENISI DAN KEKHUSUSAN PUBLIC RELATION

Minggu, 20 Mei 2012

| | |

DEFENISI DAN KEKHUSUSAN PUBLIC RELATION

Definisi-definisi PR

1.                  Definisi menurut ( British ) Institute of Public Relations ( IPR )
PR adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.
Analisis
a.                   upaya yang terencana dan berkesinambungan’
Ini berarti, PR adalah suatu rangkaian kegiatan yang di organisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya ini berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Jadi, PR sama sekali bukanlah kegiatan yang sifatnya sembarangan atau dadakan.
b.                  ‘Tujuan utamanya adalah menciptakan dan memelihara nsaling pengertian’
Maksudnya adalah untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang turut berkepentingan. Dengan adanya kata ‘saling’ maka itu berarti organisasi juga harus memahami setiap kelompok atau individu yang terlibat dengannya.

2.                                          Definisi Menurut Penulis ( frank Jefkins )
PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Analisis
a.       bagian pertama dari definisi ini sama seperti yang telah diutarakan oleh IPR. Hanya saja unsur tujuannya lebih diperinci, yaitu tidak hanya terbatas pada saling pengertian saja, melainkan juga berbagai macam tujuan khusus lainnya yang sedikit banyak berkaitan dengan saling pengertian itu. Tujuan-tujuan khusus itu meliputi penanggulangan masalah-masalah komunikasi yang memerlukan suatu perubahan tertentu, misalnya mengubah sikap yang negative menjadi positif.
b.      PR menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan. Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus bias diukur secara jelas, mengingat PR merupakan kegiatan yang nyata. Kenyataan ini dengan tegas menyangkal anggapan keliru yang mengatakan bahwa PR merupakan kegiatan yang abstrak.
3.      Pernyataan Meksiko
Pertemuan asosiasi-asosiasi PR seluruh dunia di Mexico City pada bulan Agustus 1978, menghasilkan pernyataan mengenai definisi PR sebagai berikut : ‘Praktik PR adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial yang menganalisis berbagai
kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensinya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingankhalayaknya’.
Analisis:
Aspek-aspek terpenting dari definisi internasional ini terletak pada bagian awal dan akhir uraiannya.
a.       Pernyataan meksiko tersebut menyinggung soal ‘menganalisis kecenderungan’, yang mengisyaratkan bahwa kita juga menerapkan teknik-teknik riset sebelum merencanakan suatu program atau kampanye PR.
b.      Definisi tersebut mencakup aspek-aspek PR dengan aspek-aspek ilmu sosial dari suatu organisasi, yakni tanggung jawab organisasi atas kepentingan public atau kepentingan masyarakat luas

Membedakan PR Dengan Pemasaran

1.                                          Definisi Pemasaran
Definisi menurut Chartered Institute of Marketing ( CIM ) Inggris adalah sebagai berikut : ‘Pemasaran adalah suatu proses manajemen yang bertanggung jawab untuk mengenali, mengantisipasi, dan memuaskan keinginan atau kebutuhanpembeli demi meraih laba’.
Analisis :
a.       Penekanannya terletak pada aspek manajemen bidang pemasaran, yakni tanggung jawab manajemen puncak untuk menjalankan fungsi-fungsi pemasaran secara professional, tidak sekedar menjual produk perusahaan, baik barang ataupun jasa semata.
b.      Manajemen pemasaran yang professional dengan sendirinya juga bertanggung jawab untuk mengetahui secara persis apa saja yang dibutuhkan oleh pasar serta memenuhinya guna memperoleh laba.
c.       Tanggung jawab itu merupakan suatu tantangan bagi pihak manajemen perusahaan. Pemasaran yang baik membutuhkan daya imajinasi. Tapi yang lebih penting lagi, pemasaran membutuhkan atau menuntut rasa tanggung jawab dan kesadaran dari perusahaan-perusahaan yang terlibat akan perlunya kegiatan-kegiatan PR dalam menunjang operasinya.

2.      Kaitan Antara Pemasaran Dengan PR dan Periklanan
Di dalam dunia komersial, bidang PR sarta periklanan memiliki kaitan yang erat dengan bidang pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu fungsi utama dari kegiatan bisnis, sedangkan PR memiliki hubungan kuat dengan fungsi-fungsi financial dan produksi. Disamping itu, fungsi-fungsi PR bias juga diterapkan dalam rangka menunjang suatu bauran pemasaran, dimana kegiatan-kegiatan periklanan merupakan salah satu unsurnya. Bauran pemasaran itu sendiri meliputi segenap elemen dari strategi pemasaran, antara lain : pemilihan nama produk, metode dan gaya pengemasan, riset pasar penentuan harga, penjualan, distribusi serta penyediaan jasa purna-jual. Seluruh elemen tersebut membutuhkan komunikasi dan niat baik. Arti penting dari PR itu sendiri terletak pada kemampuannya dalam mendidik pasar, yakni menjadi khalayak mengetahui keberadaan serta kegunaan produk-produk dari perusahaan yang bersangkutan, dan hal ini ternyata sangat ditentukan keberhasilan upaya-upaya periklanan yang dijalankan oleh perusahaan.

Membedakan PR Dengan Promosi Penjualan

1.                                                                  Definisi Promosi Penjualan
Promosi penjualan terdiri dari aneka skema dan langkah jangka pendek. Biasanya dilakukan di poin penjualan atau dalam menanggapi tuntutan pasar secara langsung guna memperkenalkan produk baru, serta mempertahankan dan meningkatkan volume penjualan.
Analisis:
a.       Promosi penjualan meliputi berbagai upaya langsung ( yakni dengan menggunakan berbagai media selain media tradisional, seperti majalah dan surat kabar, maupun media elektronik seperti TV dan radio ) untuk mempercepat habisnya barang dari took.
b.      Promosi penjualan memang bias mendongkrak penjualan melalui skema atau langkah jangka panjang, seperti demonstrasi produk secara teratur ( misalnya, mesin jahit yang dipajang secara terus menerus didepan took yang menjualnya ), atau taktik promosi jangka pendek seperti pemberian potongan harga khusus untuk penjualan dalam partai besar, hadiah tambahan, sisipan kupon berhadiah, kemasan yang bias dipakai berulang-ulang atau boleh ditukar dengan uang tunai, dan sebagainya.
c.       Promosi penjualan sering kali dilakukan sebagai alternative dari pemasangan iklan melalui media massa. Misalnya biaya untuk iklan sengaja dialih ke biaya promosi, seperti berupa potongan harga sampai sekian persen.

2.      Kaitan antara Promosi Penjualan dan PR
Istilah PR terkadang juga dicampur adukkan dengan istilah promosi penjualan. Hal ini terutama karena promosi penjualan juga mampu membawa produsen semakin dekat dengan konsumennya. Dibandingkan dengan iklan yang lazimnya memakai media tradisional, promosi penjualan merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yang lebih personal sifatnya. Meskipun upaya penjualan memang mengandung aspek-aspek PR karena adalah tidak mungkin para konsumen akan menjauhi suatu perusahaan yang menawarkan potongan harga atas produk-produk yang hendak dibelinya. T etapi antara promosi penjualan dan PR jelas ada perbedaan yang nyata.

Membedakan PR Dengan Propaganda

ü       Definisi Propaganda
Propaganda merupakan suatu usaha yangdilancarkan berkesinambungan dengan tujuan menggalang dukungan bagi suatu pendapat, paham atau kepercayaan tertentu.
Analisis :
·         Propaganda haruslah dibedakan dari PR karena konsentrasi kegiatannya dipusatkan pada hati dan pikiran. Pada umumnya, bahan atau topic propaganda itu bersifat emosional, intelektual atau spiritual seperti politik atau agama, yang biasanya mengundang kontroversi.
·         Para penerima propaganda jarang menerima sesuatu yang bersifat konkret. Biasanya yang mereka terima adalah kepuasan batin. Namun arti pentingnya berbeda bagi pihak propagandis atau penyebar propaganda.
·         Propaganda itu sendiri sesungguhnya bersifat netral. Ia bias menjadi baik atau buruk tergantung pada motif orang-orang yang melakukannya. Jadi, sama halnya dengan iklan, propaganda dapat berpihak, bergantung dari sudut mana kita memandang. Sebaliknya, PR yang baik tidak memihak, sepenuhnya factual dan bebas dari kecenderungan memuji-muji diri sendiri.

ü       Kaitan Antara Propaganda dan PR
Tugas untuk merebut kepercayaan melalui propaganda lebih sulit dilakukan karena topic-topiknya sendiri sangat mungkin menimbulkan kecurigaan atau paling tidak selisih pendapat. Namun, pada praktiknya kedua hal ini memang tidak mudah untuk dibedakan begitu saja. Sebagai propaganda, tujuannya adalah mempertahankan kekuasaan pemerintah. Sedangkan PR bertujuan untuk menjadikan masyarakat memahami serta memanfaatkan jasa-jasa dari departemen yang bersangkutan secara memadai.

PR Tidak Sama Dengan Publisitas

1.      Definisi Publisitas
Salah satu definisi publisitas yang paling sederhana adalah sebagai berikut : ‘publisitas adalah dampak dari diketahuinya suatu informasi’.
Analisis :
a)      Publisitas merupakan suatu dampak atau hasil
b)      Dampak itu tidak selamanya bias dikendalikan atau diatur sesuai dengan kehendak kita dan dapat pula membawa kebaikan atau keburukan bagi pihak yang bersangkutan. Perilaku terkait erat secara timbale balik dengan baik buruknya publisitas, dan PR pada dasarnya berfokus pada perilaku seseorang, suatu organisasi, suatu perusahaan, dan suatu produk berupa barang dan jasa tertentu.

2.                              Publisitas dan Periklanan
Dalam dunia periklanan, kata publisitas digunakan secara longgar; misalnya saja ‘manajer publisitas’ sebagai jabatan yang lebih tinggi untuk manajer periklanan. Padahal publisitas tidak sama dengan periklanan. Seperti telah disinggung diatas, publisitas adalah sesuatu yang tidak bias didapatkan atau direkayasa, karena secara definitive, publisitas merupakan hasil, akibat, atau dampak dari diumumkannya suatu informasi.

Citra

1.                  Citra Bayangan
Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi, biasanya adalah pemimpinnya, mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat ini, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya.

2.                  Citra yang Berlaku
Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku ini adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan, citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang, sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang biasanya serba terbatas.

3.                  Citra yang Diharapkan
Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra yang diharapkan itu biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya.

4.                  Citra Perusahaan
Yang dimaksud dengan citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas dibidang keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, dan komitmen mengadakan riset.

5.                  Citra Majemuk
Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya. Untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan, variasi citra harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan harus ditegakkan.

6.                  Citra yang Baik dan yang Buruk
Citra PR yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Itu berarti citra tidak dapat ‘dipoles agar lebih indah dan warna aslinya’. Suatu citra yang lebih baik sebenarnya bisa dimunculkan kapan saja,termasuk ditengah terjadinya musibah atau sesuatu yang buruk. Caranya adalah dengan menjelaskan secara jujur apa yang menjadi penyebabnya, baik itu informasi yang salah atau suatu perilaku yang keliru. Usaha pemolesan suatu citra merupakan penyalahgunaan PR.

Syarat-Syarat Menjadi Praktisi PR Yang Baik

ü          Keahlian yang Dibutuhkan
Permintaan akan jasa konsultasi PR dan manajer PR yang handal sangatlah tinggi. Dibanyak biro iklan yang memiliki divisi PR, biasanya bidang tugas dan strukturnya tidak dibakukan guna mengantisipasi aneka rupa perkembangan dalam profesi tersebut. Konsekuensinya, seorang pejabat PR senantiasa dituntut untuk belajar. Ia haruslah rendah hati, tekun, serta cepat menyesuaikan diri. Kemampuan dan kemauan untuk mempelajari hal-hal baru mutlak diperlukan. Berikut ini adalah enam criteria yang merangkum keahlian seorang praktisi PR yang baik, terlepas dari latar belakang pribadinya.
a)      Mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter dengan baik. Itu berarti ia harus mampu dan mau berusaha untuk memahami, serta terkadang bersikap toleran kepada setiap orang yang dihadapinya tanpa harus menjadi seorang penakut atau penjilat.
b)      Mampu berkomunikasi dengan baik. Artinya, ia mampu menjelaskna segala sesuatu dengan jernih, jelas dan lugas, baik itu secara lisan ataupun tertulis, atau bahkan secara visual ( misalnya melalui gambar atau foto-foto ).
c)      Pandai mengorganisasikan segala sesuatu. Hal ini tentunya menuntut suatu kemampuan perencanaan yang prima.
d)     Memiliki integritas personal, baik didalam profesi maupun di dalam kehidupan pribadinya.
e)      Memiliki imajinasi. Artinya, daya kreatifnya cukup baik sehingga ia mampu membuat jurnal internal, menulis naskah untuk film dan video, menyusun rencana kampanye. PR yang rinci dan jelas, serta mampu mencari dan menemukan cara-cara yang semula tak terbayangkan guna memecahkan berbagai masalah.
f)       Kemampuan mencari tahu. Seorang praktisi PR dituntut untuk memiliki akses informasi yang seluas-luasnya. Dalam hal ini, ia memang dituntut untuk menjadi seorang yang serba tahu.
g)      Mampu melakukan penelitian dan mengevaluasi hasil-hasil dari suatu kampanye PR, serta belajar dari hasil-hasil tersebut.


PUBLIC RELATIONS DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG

BERBAGAI MASALAH PR DI NEGARA BERKEMBANG
1.      Komunikasi
2.      Pemasaran
3.      Khalayak
4.      Komunikasi Massa
5.      Dilema Periklanan
6.      Mendidik Pasar
7.      Di Sektor Pemerintahan

0 komentar:

Posting Komentar