BAB III
INDUSTRI
DAN PENDIDIKAN
A. PENGARUH
INDUSTRI TERHADAP PENDIDIKAN
Pengaruh nyata dan mudah dilihat Dari sektr industry terhadap sector
pendidikan ialah adanya kecenderungan
untuk menyusun dan menerapkan kurikulum serta materi pelajaran disekolah maupun
universitas agar sesuai dengan kebutuhan sector industry. Apa yang dimaksud
dengan pembiasan fungsi (vocational
bias) pendidikan dimaksudkan agar tujuan pendidikan dapat mengarahkan siswanya
untuk memiliki persiapan didalam bekerja. Pihak industriawan atau pengusaha
mengehndaki suatu metode pendidikan yang memungkinkan lulusan sekolah atau
perguruan tinggi menjadi tenaga kerja yang langsung siap pakai.
Beberapa jenis sekolah telah
menerapkan suatu vocational bias tertentu. Sekolah teknik yang siswanya kurang
lebih berjumlah 6% dari seluruh siswa
dari tingkat menengah pertama, diarahkan untuk menghasilkan tenaga kerja
terampil bagi pekerjaan manual maupun nonmanual
Namun diantara sekian banyak sekolah menengah pertama yang modern di
Sheffield, Carter (1962) menemukan bahwa sejumlah pelajaran praktis yang merupakan vocational
bias tidak ditujukan untuk mengarahkan
para siswanya terhadap
jenis-jenis pekerjaan tertentu, tetapi pelajaran tersebut digunakan
untuk mengarahkan dan menyesuaikan bakat dan kemauan siswanya dengan pekerjaan
local ditempat tersebut.
Orang yang percaya bahwa
pendidkan berfungsi mempersiapkan siswa untuk terjun langsung ke dunia kerja
telah mendorong mereka untuk menganggap sekolah sebagai sarana
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Ia juga akan mendorong
sekolah-sekolah untuik menyusun materi pelajaran yang secara lebih menarik dan
terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari. Ia juga akan membantu memecahkan
problema yang terjadi pada saat transisi dari sekolah menuju pekerjaan.
Pendidikan Teknik
Pada abad ke 9, dunia industry bersikap acuh dan bahkan kadangkala
mengambil sikap bermusukah terhadap pendidikan teknik. Sikap meremehkan ilmu
pengetahuan terutama dalam bidang teknologi telah menghbambat laju pertumbuhan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menurunkan minat para pemudae untuk
belajar teknik.
Namun, beberapa factor yang telah muncul kemudian telah menyebabkan
perluaasan pendidikan teknik paska
perang. Timbulnya krisis ekonomi dan persaingan dari Negara lain dalam pasaran
ekspor telah menimbulkan kesadaran akan pentingnya penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi didalam pengetaturan produksi, terutama pada industry baru
seperti industry kimia dan elektronika.
B.
PENGARUH
PENDIDIKAN TERHADAP PERKEMBAN INDUSTRI
Pendidikan serta berbagai latihan keterampilan atau kejuruan yang ada
didallam perusahaan merupakan refleksi atau perluasan dari tujuan dan
nilai-nilai yang terkandung didalam pendidikan yang akan disampaikan kepada
masyarakat luas.
Sistem Magang
Sejak abad pertengahan,
system magang sudah dikenal baik dalam dunia perdagangan maupun industry.
System magang memiliki sifat
paternalistic, yang menggambarkan hubungan bapak dengan anakny, antara seorang
mekanik berpengalaman dengan seorang pekerja pemula.
Walaupun sudah berusia lebih
dari 20 tahun, penelitian Williams (1957) mengenai system magang ternyata masih
cukup relevan dengan situasi dan kondisi sekarang.
Day – release dan Sandwich course
Day release berarti bahwa seorang
pekerja mula yang baru masuk mendapatkan hari bebas dari pekerjaannya,
biasanyya sehari dalam satu minggu kerja yang harus digunakan untuk mengikuti
kursus pada berbagai jenis lembaga pendidikan teknik. Ada tingkatan kursus yang
dapat diikuti oleh seorang pekerja , yaitu : pertama kursus untuk menduduki
jabatan professional, kedua kursus untuk menjadi teknisi dan ketiga untuk menduduki jabatan sebagai tenaga
mekanik.
Sandwich courses, merupakan
suatu system pendidikan atau latihan dimana seorang karyawan bekerja dan
belajar secara berselang-seling.
Suatu penelitian yang telah
dilakukan oleh Cotgrove dan Fuller (1972) menyatakan bahwa pengaruh
Sandwich courses terhadap posisi
pekerjaan atau jabatan, sosialisasi dan proses pemilihan pekerjaan sangat kecil
sekali. Satu-satunya kekuatan sandwich courses adalah kemampuannya untuk
meningkatkan motivasi, prestasi dan kecakapan para pekerja.
TENAGA KERJA DAN PENDIDIKAN
Sampai dengan masa perang dunia I, dalam dunia industry
terdapat tiga macam kelompok kerja, yang semuanya berkaitan dengan berbagai tingkatan dalam perkembangan teknologinya.
Ketiga macam kelompok itu ialah :
1. Unskilled
manual (tenaga kerja tidak terampil)
2. Skilled
manual (tenaga kerja terampil)
3. Personal
administration dan komersial
Dalam tahun-tahun akhir ini, tenaga kerja untuk skilled
semakin kurang diperlukan, akan tetapi jumlah personal administrasi dan
komersial semakin lama semakin b Sar. Perbedaan antara tenaga kerja manual dan non manual, yang dalam istilah
lama disebut pekerja otot dan pekerja otak semakin lama semakin kabur. Kita
sekarang sedang melangkah menuju suatu
masa diman dunia buruh sebagian besar terdiri dari berbagai tingkatan
tenaga kerja setengah terampil dan
teknisi terlatih.
Dengan diperkenalkannya mesin-mesin baru beserta
teknologinya telah mengakibatkan
kenaikan tajam dalam kecepatan
mobilitas jabatan atau perpindahan posisi kerja, dan juga menimbulkan
konsekuensi khusus yaitu perlunya pendidikan atau latihan bagi parapekerja.
Rangkaian hubungan lainnya antara industry dan pendidikan adalah adanya
kecenderungan dalam berbagai perusahaan
besar untuk menghimbau para pekerja seniornya memasukkan putra-putra mereka
kesekolah umum.
C.
SEKOLAH
DAN PEKERJAAN
Masalah transisi dari dunia sekolah memasuki dunia
kerja akan menimbulkan dua macam masalah
yaitu : aspirasi dan harapan calon pekerja yang baru saja menyelesaikan
studinya berkaitan dengan dunia kerja yang akan dimasukinya, dan yang kedua
adalah proses pemilihan pekerjaan
Aspirasi dan Harapan
Sekolah memberikan suatu
bayangan atau gambaran dari bentuk pekerjaan yang akan didapatkan oleh seseorang. Di sekolah para siswa
mendapatkan suatu informasi tentang berbagai pekerjaan yang bisa dan akan
mereka lakukan, walaupun mungkin
informasi tersebut tidak bersifat
langsung bila sekolah yang dimasukinya sekolah ilmu-ilmu social
Berbagai penelitian untuk mengetahui bagaimana
anak-anak sekolah dan para pekerja muda didalam memandang berbagai aspek dunia kerja, telah banyak dilakukan oleh para ahli. Penelitian yang dilakukan oleh Musgrave
(1966) terhadap sejumlah siswa dan siswi
yang berumur antara 14 sampai dengan 20 tahun diwilayah industry di Inggris utara, telah
memperlihatkan bahwa sebagian besar mereka
menganggap bahwa pekerjaan
hanyalah sebagai alat untuk
mencapai tujuan hidupnya, tetapi sebagian kecil lainnya beranggapan bahwa
justru sekolahlah yang merupakan alat untuk mendapatkan pekerjaan, karena ia
dianggap sebagai tujuan akhir.
Maizels (1970) mengambil
suatu kesimpulan dari hasil penelitian terhadap sejumlah siswa di Willlesden, salah
satu bagian kota London yaitu adanya
suatu kepincangan dalam hubungan antara aspirasi dan harapan anak-anak muda
disatu pihak, dengan apa yang telah dilakukan oleh berbagai badan pelayanan
masyarakat termasuk perusahaan industry dilain pihak.
Sebagian persiapan memasuki
dunia kerja, biasanya pihak sekolah memilih sekelompok siswa yang sudah senior
untuk melakukan kunjungan keperusahaan untuk mendapatkan pengetahuan praktis
dari kegiatan kerja diperusahaan yang dikunjunginya. Hal ini akan memberikan gambaran
yang cukup baik bagi para siswa mengenai ruang lingkup pekerjaan yang akan
dimasukinya serta cukup berpengaruh terhadap proses pemilihan pekerjaan yang
akan dilakukannya.
Teori Pemnilihan Kerja
Musgrave telah melangkah maju dengan konsepnya tentang teori pemilihan
kerja. Dalam teorinya dia menyatakan :
Peninjauan terhadap masalah
sosialisasi adalah suatu hal yang sangat penting. Pada setioap tahap
sosialisasi, terjadi suatu masa transisi yang terjadi pada setiap pergantian
tahap sosialisasi . dengan mellihat kkemampuan seorang pemuda untuk melakukan
proses sosialisasi atau kemampuannya beradaptasi dengan pekerjaan beserta
lingkungan kerjanya,. Kita bisa menyatakan apakah ipemuda itu berhasil atau
tidak dalam menentukan pilihannya.
Dilain pihak, Ford dan Box
mengajukan kritik terhadap Musgrave
dengan menyatakan bahwa :
Dapat dipastikan, bahwa masa transisi
dari dunia sekolah ke dunia kerja didalam kasus dimana anak-anak berumur 15
tahun sudah berhenti sekolah tidak dapat diuraikan sebagai suatu proses memilih
seccara keseluruha. Anak-anak tersebut tidak tahu tentang keseluruhan masalah
pekerjaan yang ditawarkan kepada mereka, dan sama sekali tidak mempunyai
criteria untuk membedakan satu pekerjaan dengan pekerjaan loinnya.
Dua teori yang terkenal tentang
masa memasuki dunia kerja adalah teori Ginzberg dan super, kedua teori itu
menyatakan bahwa kita harus menganggap masuknya orang dalam dunia kerja sebagai
suatu proses.
REFERENSI
Branen, P, ed (1975),
Entering the World of Work,(London, HMSO)
Cotgrove, S.(1958), “Technical
Education and Social Charge”,London, Allen and Unwin
Halsey, A.H. etal, eds (19610,
“Aprentices out of their time,”(London Farber)
Williams, W. ed.(1974),
“Occupational Choice.” (London, George Allen and Unwin)
2 komentar:
blognya keren banget..
suka bangettt
Hubungan industri dengan pendidikan apa gan?
Posting Komentar