INDUSTRI DAN PENDIDIKAN

Minggu, 20 Mei 2012

| | |

BAB  III
INDUSTRI DAN PENDIDIKAN


A.      PENGARUH INDUSTRI  TERHADAP  PENDIDIKAN
Pengaruh nyata dan mudah dilihat Dari sektr industry terhadap sector pendidikan  ialah adanya kecenderungan untuk menyusun dan menerapkan kurikulum serta materi pelajaran disekolah maupun universitas agar sesuai dengan kebutuhan sector industry. Apa yang dimaksud dengan pembiasan fungsi  (vocational bias) pendidikan dimaksudkan agar tujuan pendidikan dapat mengarahkan siswanya untuk memiliki persiapan didalam bekerja. Pihak industriawan atau pengusaha mengehndaki suatu metode pendidikan yang memungkinkan lulusan sekolah atau perguruan tinggi menjadi tenaga kerja yang langsung siap pakai.
        Beberapa jenis sekolah telah menerapkan suatu vocational bias tertentu. Sekolah teknik yang siswanya kurang lebih berjumlah 6% dari seluruh siswa  dari tingkat menengah pertama, diarahkan untuk menghasilkan tenaga kerja terampil bagi pekerjaan manual maupun nonmanual
Namun diantara sekian banyak sekolah menengah pertama yang modern di Sheffield, Carter  (1962) menemukan  bahwa sejumlah  pelajaran praktis yang merupakan vocational bias tidak ditujukan untuk mengarahkan  para siswanya terhadap  jenis-jenis pekerjaan tertentu, tetapi pelajaran tersebut digunakan untuk mengarahkan dan menyesuaikan bakat dan kemauan siswanya dengan pekerjaan local ditempat tersebut.
        Orang yang percaya bahwa pendidkan berfungsi mempersiapkan siswa untuk terjun langsung ke dunia kerja telah mendorong mereka untuk menganggap sekolah sebagai  sarana  mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Ia juga akan mendorong sekolah-sekolah untuik menyusun materi pelajaran yang secara lebih menarik dan terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari. Ia juga akan membantu memecahkan problema yang terjadi pada saat transisi dari sekolah menuju pekerjaan.

Pendidikan Teknik
Pada abad ke 9, dunia industry bersikap acuh dan bahkan kadangkala mengambil sikap bermusukah terhadap pendidikan teknik. Sikap meremehkan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang teknologi telah menghbambat laju pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menurunkan minat para pemudae untuk belajar teknik.
Namun, beberapa factor yang telah muncul kemudian telah menyebabkan perluaasan pendidikan teknik  paska perang. Timbulnya krisis ekonomi dan persaingan dari Negara lain dalam pasaran ekspor telah menimbulkan kesadaran akan pentingnya penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi didalam pengetaturan produksi, terutama pada industry baru seperti industry kimia dan elektronika.

B.      PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP PERKEMBAN INDUSTRI
Pendidikan serta berbagai latihan keterampilan atau kejuruan yang ada didallam perusahaan merupakan refleksi atau perluasan dari tujuan dan nilai-nilai yang terkandung didalam pendidikan yang akan disampaikan kepada masyarakat luas.

Sistem Magang
        Sejak abad pertengahan, system magang sudah dikenal baik dalam dunia perdagangan maupun industry. System magang  memiliki sifat paternalistic, yang menggambarkan hubungan bapak dengan anakny, antara seorang mekanik berpengalaman dengan seorang pekerja pemula.
        Walaupun sudah berusia lebih dari 20 tahun, penelitian Williams (1957) mengenai system magang ternyata masih cukup relevan dengan situasi dan kondisi sekarang.

Day – release dan Sandwich course
        Day release berarti  bahwa seorang  pekerja mula yang baru masuk mendapatkan hari bebas dari pekerjaannya, biasanyya sehari dalam satu minggu kerja yang harus digunakan untuk mengikuti kursus pada berbagai jenis lembaga pendidikan teknik. Ada tingkatan kursus yang dapat diikuti oleh seorang pekerja , yaitu : pertama kursus untuk menduduki jabatan professional, kedua kursus untuk menjadi teknisi dan ketiga  untuk menduduki jabatan sebagai tenaga mekanik.
        Sandwich courses, merupakan suatu system pendidikan atau latihan dimana seorang karyawan bekerja dan belajar secara berselang-seling.
        Suatu penelitian yang telah dilakukan oleh Cotgrove dan Fuller (1972) menyatakan bahwa pengaruh Sandwich  courses terhadap posisi pekerjaan atau jabatan, sosialisasi dan proses pemilihan pekerjaan sangat kecil sekali. Satu-satunya kekuatan sandwich courses adalah kemampuannya untuk meningkatkan motivasi, prestasi dan kecakapan para pekerja.



TENAGA KERJA DAN PENDIDIKAN
Sampai dengan masa perang dunia I, dalam dunia industry terdapat tiga macam kelompok kerja, yang semuanya berkaitan  dengan berbagai  tingkatan dalam perkembangan teknologinya.
Ketiga macam kelompok itu ialah :
1.       Unskilled manual  (tenaga kerja tidak terampil)
2.       Skilled manual (tenaga kerja terampil)
3.       Personal administration  dan komersial

Dalam tahun-tahun akhir ini, tenaga kerja untuk skilled semakin kurang diperlukan, akan tetapi jumlah personal administrasi dan komersial semakin lama semakin b Sar. Perbedaan antara tenaga kerja  manual dan non manual, yang dalam istilah lama disebut pekerja otot dan pekerja otak semakin lama semakin kabur. Kita sekarang sedang melangkah menuju suatu  masa diman dunia buruh sebagian besar terdiri dari berbagai tingkatan tenaga kerja setengah  terampil dan teknisi terlatih.
Dengan diperkenalkannya mesin-mesin baru beserta teknologinya telah mengakibatkan  kenaikan  tajam dalam kecepatan mobilitas jabatan atau perpindahan posisi kerja, dan juga menimbulkan konsekuensi khusus yaitu perlunya pendidikan atau latihan bagi parapekerja.
Rangkaian hubungan lainnya antara industry dan pendidikan adalah adanya kecenderungan  dalam berbagai perusahaan besar untuk menghimbau para pekerja seniornya memasukkan putra-putra mereka kesekolah umum.


C.      SEKOLAH DAN PEKERJAAN
Masalah transisi dari dunia sekolah memasuki dunia kerja akan menimbulkan dua macam masalah  yaitu : aspirasi dan harapan calon pekerja yang baru saja menyelesaikan studinya berkaitan dengan dunia kerja yang akan dimasukinya, dan yang kedua adalah proses pemilihan pekerjaan

Aspirasi dan Harapan
        Sekolah memberikan suatu bayangan atau gambaran dari bentuk pekerjaan yang akan didapatkan  oleh seseorang. Di sekolah para siswa mendapatkan suatu informasi tentang berbagai pekerjaan yang bisa dan akan mereka lakukan, walaupun mungkin  informasi tersebut  tidak bersifat langsung bila sekolah yang dimasukinya sekolah ilmu-ilmu social
Berbagai penelitian untuk mengetahui bagaimana anak-anak sekolah  dan para pekerja  muda didalam memandang berbagai aspek  dunia kerja, telah banyak  dilakukan oleh para ahli.  Penelitian yang dilakukan oleh Musgrave (1966) terhadap sejumlah siswa dan siswi  yang berumur antara 14 sampai dengan 20 tahun  diwilayah industry di Inggris utara, telah memperlihatkan bahwa sebagian besar mereka  menganggap bahwa pekerjaan  hanyalah  sebagai alat untuk mencapai tujuan hidupnya, tetapi sebagian kecil lainnya beranggapan bahwa justru sekolahlah yang merupakan alat untuk mendapatkan pekerjaan, karena ia dianggap sebagai tujuan akhir.
        Maizels (1970) mengambil suatu kesimpulan dari hasil penelitian terhadap sejumlah siswa di Willlesden, salah satu bagian  kota London yaitu adanya suatu kepincangan dalam hubungan antara aspirasi dan harapan anak-anak muda disatu pihak, dengan apa yang telah dilakukan oleh berbagai badan pelayanan masyarakat termasuk perusahaan industry dilain pihak.
        Sebagian persiapan memasuki dunia kerja, biasanya pihak sekolah memilih sekelompok siswa yang sudah senior untuk melakukan kunjungan keperusahaan untuk mendapatkan pengetahuan praktis dari kegiatan kerja diperusahaan yang dikunjunginya. Hal ini akan memberikan gambaran yang cukup baik bagi para siswa mengenai ruang lingkup pekerjaan yang akan dimasukinya serta cukup berpengaruh terhadap proses pemilihan pekerjaan yang akan dilakukannya.

Teori Pemnilihan Kerja
Musgrave telah melangkah maju dengan konsepnya tentang teori pemilihan kerja. Dalam teorinya dia menyatakan :
Peninjauan terhadap masalah sosialisasi adalah suatu hal yang sangat penting. Pada setioap tahap sosialisasi, terjadi suatu masa transisi yang terjadi pada setiap pergantian tahap sosialisasi . dengan mellihat kkemampuan seorang pemuda untuk melakukan proses sosialisasi atau kemampuannya beradaptasi dengan pekerjaan beserta lingkungan kerjanya,. Kita bisa menyatakan apakah ipemuda itu berhasil atau tidak dalam menentukan pilihannya.
 Dilain pihak, Ford dan Box mengajukan kritik  terhadap Musgrave dengan menyatakan bahwa  :
Dapat dipastikan, bahwa masa transisi dari dunia sekolah ke dunia kerja didalam kasus dimana anak-anak berumur 15 tahun sudah berhenti sekolah tidak dapat diuraikan sebagai suatu proses memilih seccara keseluruha. Anak-anak tersebut tidak tahu tentang keseluruhan masalah pekerjaan yang ditawarkan kepada mereka, dan sama sekali tidak mempunyai criteria untuk membedakan satu pekerjaan dengan pekerjaan loinnya.
 Dua teori yang terkenal tentang masa memasuki dunia kerja adalah teori Ginzberg dan super, kedua teori itu menyatakan bahwa kita harus menganggap masuknya orang dalam dunia kerja sebagai suatu proses.


REFERENSI

Branen, P, ed  (1975),  Entering the World of Work,(London, HMSO)
Cotgrove, S.(1958), “Technical Education and Social Charge”,London, Allen and Unwin
Halsey, A.H. etal, eds (19610, “Aprentices out of their time,”(London Farber)
Williams, W. ed.(1974), “Occupational Choice.” (London, George Allen and Unwin)

2 komentar:

Unknown mengatakan...

blognya keren banget..
suka bangettt

Unknown mengatakan...

Hubungan industri dengan pendidikan apa gan?

Posting Komentar